Rabu, 23 Mei 2012
Perpecahan
Kesatuan, keutuhan, soliditas atau apa pun sebutannya merupakan impian semua orang. Dalam cakupan apa pun: dalam skala kecil seperti pertemanan antar pribadi,
keluarga; maupun yang besar seperti organisasi massa dan negara.
Kurang hati-hati dalam merawat soliditas ini bisa
membawa dampak perpecahan. Jangan pernah
membayangkan kalau
penyatuan pasca perpecahan bisa membentuk soliditas
seperti sediakala. Karena
dampak perpecahan biasanya akan meninggalkan bekas.
Sekali lagi, dahulukan kehati-hatian. Karena merekat
sesuatu yang pernah pecah,
jauh lebih sulit dari menjaganya untuk tetap
solid.
Rabu, 16 Mei 2012
Menunggu = Membosankan™.
Tak ada kegiatan yang
paling membosankan selain menunggu. Padahal, hidup
adalah kegiatan menunggu.
Orang tua menunggu tumbuh kembang anak-anaknya. Rakyat menunggu kebijakan pemerintahnya. Para gadis menunggu jodohnya.
Pegawai menunggu akhir
bulannya. Semua menunggu. Namun, jangan terlalu serius menatap 'pelampung' yang ditunggu. Karena energi kesabaran akan cepat terkuras habis. Kenapa tidak mencoba untuk menikmati suara merdu pergantian detak jarum penantian, angin sepoi-sepoi pergantian siang dan malam, dan permainan seribu satu pengharapan. Nikmatilah! Insya Allah, menunggu menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan. Seperti memandang taman indah di tepian gunung.
Selasa, 15 Mei 2012
Taman Ketenangan
Hidup butuh keseimbangan.
Ketika kepenatan dan
berbagai perasaan tak
nyaman menumpuk, orang
butuh ketenangan. Itulah
arah yang mereka kejar untuk mendapatkan keseimbangan baru dalam hidup. Sayangnya, ketenangan yang mereka cari hanya sebuah selingan dari berbagai himpitan kesibukan hidup yang sangat melelahkan. Ketenangan dalam taman-
taman yang mereka cari,
ternyata hanya lapisan tipis
gula pemanis dari tumpukan pahitnya hidup yang menggelut. Bukan itu taman yang sebenarnya mereka cari.
Taman ketenangan yang
melahirkan keseimbangan
hidup sebenarnya tidak
semahal yang selama ini orang kejar. Ia dalam diri
setiap manusia. Itulah hati.
Berzikirlah, niscaya ketenangan akan melekat dalam hati untuk kurun yang lama. Berzikirlah dan berzikirlah, karena di situlah ketenangan yang hakiki.
Berzikirlah, karena di situlah taman penenang hati yang sebenarnya.”
Rupa-rupa nikmat Tuhan
Anugerah hidup kadang
tampil seperti rupa yang
tidak diinginkan. Ia tidak
datang diiringi dengan
keindahan dan kemerduan. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak
disegarkan dengan wewangian harum. Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan.
Persis seperti datangnya langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan.
Padahal, itulah sebenarnya
tanda-tanda hujan.
Jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, insya Allah, akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan.
Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.
kau dan aku satu
Terlalu banyak yang akan
aku tuliskan untukmu. Cinta
ini, rasa ini dan berbagai
macam hal yang aku tak
bias ungkapkan hanya
dengan tulisan dan kata- kata indah. Aku hanya
ingat sebuah kata indah
yang aku lupa siapa
penulisnya, “Jangan berjalan
di depanku, aku mungkin
tidak mengikuti, jangan berjalan di belakangku, aku
mungkin tidak memimpin
berjalanlah disampingku &
akan aku kasihi
SELAMANYA ..”.
Bila aku belum bisa menjadi
kaki yang kuat sepertimu
izinkan aku menjadi telinga
yang selalu ada mendengar
semua petuahmu. Izinkan
aku menjadi bagian dari tubuhmu, taruh aku
dimanapun engkau sukai.
Aku yakin engkau adalah
bagian tubuhku yang tak
akan rela bila tersakiti.
Air dan awan
Jadilah seperti air.
"Anakku. Air mengajarkan
kita untuk senantiasa merendah. Walau berasal
dari tempat yang tinggi, ia
selalu ingin ke bawah.
Semakin besar, semakin banyak jumlahnya, air kian
bersemangat untuk
bergerak ke bawah. Ia
selalu mencari celah untuk
bisa mengaliri dunia di
bawahnya,".
"Jangan sekali-kali seperti
awan, anakku.Perhatikanlah! Awan
berasal dari tempat yang
rendah, tapi ingin cepat
berada di tempat tinggi. Semakin ringan, semakin ia
tidak berbobot, awan
semakin ingin cepat meninggi dan seolah berkata "Selamat tinggal kawan, kami sedang asyik bercengkerama dengan langit", "Tapi anakku, sungguh Ketinggian awan cuma jadi bahan permainan angin."
Langganan:
Postingan (Atom)