Sabtu, 14 April 2012
Kisah kerendahan hati sayyidina Abu bakas siddiq
Suatu hari Umar mengamati
Abu Bakar Ash-Shidiq di
waktu fajar. Sesuatu telah
menarik perhatian Umar.
Saat Abu Bakar pergi ke
pinggiran kota Madinah setelah shalat Subuh. Abu
Bakar mendatangi sebuah
gubuk kecil untuk
beberapa saat, lalu dia
pulang kembali ke
rumahnya. Umar tidak mengetahui apa yang ada di
dalam gubuk itu dan apa
yang dilakukan oleh Abu
Bakar di sana. Umar
mengetahui seluruh
kebaikan yang dilakukan oleh Abu Bakar, kecuali
rahasia urusan gubuk itu. Hari-hari terus berjalan.
Abu Bakar Ash-Shidiq tetap
mengunjungi gubuk kecil di
pinggiran kota itu. Umar
tetap belum mengetahui
apa yang dilakukan oleh Abu Bakar di sana. Sampai
akhirnya Umar
memutuskan untuk masuk
ke dalam gubuk itu sesaat
setelah Abu Bakar
meninggalkannya. Umar ingin melihat apa yang ada
di dalam gubuk itu dengan
matanya sendiri. Dia ingin
mengetahui apa yang
dilakukan oleh sahabatnya
disitu. Manakala Umar masuk ke
dalam gubuk kecil itu, Umar
mendapakan seorang
nenek tua yang lemah
tanpa bisa bergerak. Nenek
itu juga buta kedua matanya. Tidak ada sesuatu
pun di dalam gubuk kecil
itu. Umar tercengang
dengan yang dilihatnya. Dia
ingin mengetahui ada
hubungan apa nenek tua ini dengan Abu Bakar
radhiallahu’anhu. Umar bertanya, “Apa yang
dilakukan laki-laki itu (Abu
Bakar) di sini?”. Nenek tua
itu menjawab, “Demi Allah,
aku tidak mengenalnya,
wahai anakku. Setiap pagi dia datang, membersihkan
rumahku ini dan
menyapunya. Dia
menyiapkan makan
untukku. Kemudian dia
pergi tanpa berbicara apapun denganku” Umar menekuk kedua
lututnya, kedua matanya
basah oleh air mata.
Kemudian ia mengucapkan
kalimatnya yang masyhur,
“Wahai Abu Bakar, sungguh engkau telah
membuat lelah para
khalifah
sesudahmu” (maksudnya,
khalifah berikutnya
sesudah kekhalifahan Abu Bakar harus bekerja lebih
keras agar mampu
menandingi kualitas
kekhalifahan Abu Bakar).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar